Kamis, Mei 07, 2009

JAM'IYATUS SHILTHU


Kalau dalam pelajaran yang saya bawakan saya bikin istilah JAM’IYATUL QORUUB yang muncul tanpa deklarasi dan harus melalui proses verivikasi, maka kali ini saya mengajak untuk menyusuri organisasi lain yang saya menyebutnya JAM’IYATU SHILTHU. Saya gak ngerti apa idiom ini bener atau salah karena saya dapatkan kata-kata As-Shilthu dari GOOGLE TERJEMAHAN.
As-Shiltu yang saya maksud adalah (sorry agak jorok) SILIT atau DUBUR dalam bahasa kitabnya.
Saya lebih memilih ngrembug silit yang kelihatanya jorok tapi kita bias belajar darinya daripada saya ngrembug negoro yang hanya bikin mangkel karena ulah para oknum penguasanya dan gak jelas juntrungnya…. Saya tertarik mengulas masalah silit ini karena dia adalah ciptaan Allah SWT yang “terpinggirkan” di antara sekian banyak anggota tubuh kita yang dibanggakan.

Belum pernah sekalipun saya mendengar seorang cowok merayu ceweknya dengan memuji silit sang cewek. Kekasihku… sungguh halus tanganmu, wajahmu begitu rupawan, rambutmu indah laksana gelombang, sementara matamu berbinar bagai dua matahari kembar. Bibir merekah, lehermu jenjang dan kaki mulusmu menopang setiap langkahmu…
(Satu hal gak pernah ada yang bilang sungguh elok silitmu...)
Kenapa….
Karena tak satupun baik lelaki ataupun perempuan para pemilik silit yang membanggakan silitnya sendiri.
Mulai dari rambut hingga pergelangan kaki tertempel berbagai acesoris… tapi sampai saat saya menulis ini kok belum ada perusahaan yang membikin acesoris untuk ciptaan Allah yang satu ini missal gelang silit, cincin silit atau apalah…
Tetapi sungguh mulia silit kita…
Dia diam dengan penuh istiqomah diam di maqomnya untuk menjalankan fungsi sesuai kehendak Tuhan kita. Tak sekalipun silit kita iri pada tangan kita yang kita beri padanya cincin dan gelang. Tak pernah ia protes dan punya keinginan seperti wajah cantik dan tampan kita yang selalu muncul didepan khalayak dan selalu mendapat beribu pujian.
Silit begitu sadar bahwa maqomnya memang ditempat yang tersembunyi dan tak pernah dibanggakan apalagi dipamerkan. Dengan segala keikhlasan yang dimilikinya, ia jalankan tugasnya karena ia begitu sadar jika sehari saja ia melakukan pemberontakan, maka itu artinya ia telah mbadal dawuh dari Sang Khaliq sekaligus menimbulkan bencana bagi pemiliknya… dan ia begitu takut dan tak punya nyali untuk melakukan itu semua….
Maka apa gak sebaiknya kini kita dirikan dan deklarasikan JAM’IYATU SHILTHU…
Sebuah jama’ah yang akan memfungsikan dirinya seperti silit… diam, tersembunyi, tak perlu tampil dan terkenal, jauh dari rasa ingin dapat pujian sembari dengan penuh keikhlasan menjalankan tugas yang diberikan dan diam-diam menanamkan istiqomah dalam jiwanya.
(Hormat buat Cak Nun )

By : Al Fakr ‘Indalloh at m4hendra_1906@ymail.com


2 komentar:

  1. dadi wong kwi ojo sok yak-ya.o
    dwe ilmu kwi di manfaatake
    ojo kanggo dewe.
    coro cah pondoke (muntafa'an bihi)
    ora MUNTAH KABEH...!!!

    BalasHapus
  2. assalamu.....
    teman yg baek, dia kn slalu berbagi
    bgitu jg dengan guru, dia kn mengajri muridnya smpai murid itu bnar2 bisa.
    g pandang cew or cow
    murid ya te2p murid. g membdakan 1 sma laen.
    wassalamu.....

    BalasHapus

Boleh berkomentar semaunya dengan santun


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Bands. Powered by Blogger